Total Tayangan Halaman

Kamis, 27 Juni 2019

Angklung


Angklung adalah alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat berbahasa Sunda di Pulau Jawa bagian barat. Alat musik ini dibuat dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak November 2010.


Asal-usul

Angklung baru muncul merujuk pada masa Kerajaan Sunda (abad ke-12 sampai abad ke-16). Asal usul terciptanya musik bambu, seperti angklung berdasarkan pandangan hidup masyarakat Sunda yang agraris dengan sumber kehidupan dari padi (pare) sebagai makanan pokoknya. Hal ini melahirkan mitos kepercayaan terhadap Nyai Sri Pohaci sebagai lambang Dewi Padi pemberi kehidupan (hirup-hurip). Masyarakat Baduy, yang dianggap sebagai sisa-sisa masyarakat Sunda asli, menerapkan angklung sebagai bagian dari ritual mengawali penanaman padi. Permainan angklung gubrag di JasingaBogor, adalah salah satu yang masih hidup sejak lebih dari 400 tahun lampau. Kemunculannya berawal dari ritus padi. Angklung diciptakan dan dimainkan untuk memikat Dewi Sri turun ke bumi agar tanaman padi rakyat tumbuh subur.

Jenis bambu yang biasa digunakan sebagai alat musik tersebut adalah bambu hitam (awi wulung) dan bambu putih (awi temen). Tiap nada (laras) dihasilkan dari bunyi tabung bambunya yang berbentuk bilah (wilahan) setiap ruas bambu dari ukuran kecil hingga besar.

Dikenal oleh masyarakat sunda sejak masa kerajaan Sunda, di antaranya sebagai penggugah semangat dalam pertempuran. Fungsi angklung sebagai pemompa semangat rakyat masih terus terasa sampai pada masa penjajahan, itu sebabnya pemerintah Hindia Belanda sempat melarang masyarakat menggunakan angklung, pelarangan itu sempat membuat popularitas angklung menurun dan hanya di mainkan oleh anak- anak pada waktu itu.

Selanjutnya lagu-lagu persembahan terhadap Dewi Sri tersebut disertai dengan pengiring bunyi tabuh yang terbuat dari batang-batang bambu yang dikemas sederhana yang kemudian lahirlah struktur alat musik bambu yang kita kenal sekarang bernama angklung. Demikian pula pada saat pesta panen dan seren taun dipersembahkan permainan angklung. Terutama pada penyajian Angklung yang berkaitan dengan upacara padi, kesenian ini menjadi sebuah pertunjukan yang sifatnya arak-arakan atau helaran, bahkan di sebagian tempat menjadi iring-iringan Rengkong dan Dongdang serta Jampana (usungan pangan) dan sebagainya.

Dalam perkembangannya, angklung berkembang dan menyebar ke seantero Jawa, lalu ke Kalimantan dan Sumatera. Pada 1908 tercatat sebuah misi kebudayaan dari Indonesia ke Thailand, antara lain ditandai penyerahan angklung, lalu permainan musik bambu ini pun sempat menyebar di sana.

Bahkan, sejak 1966Udjo Ngalagena —tokoh angklung yang mengembangkan teknik permainan berdasarkan laras-laras pelog, salendro, dan madenda— mulai mengajarkan bagaimana bermain angklung kepada banyak orang dari berbagai komunitas.

Jenis Angklung

1.       Angklung Kanekes

2.       Angklung Dogdog Lojor

3.       Angklung Gubrag

4.       Angklung Badeng

5.       Buncis

6.       Angklung Padaeng

7.       Angklung Sarinande

8.       Angklung Toel

9.       Angklung Sri-Murni


Teknik Permainan Angklung

Memainkan sebuah angklung sangat mudah. Seseorang tinggal memegang rangkanya pada salah satu tangan (biasanya tangan kiri) sehingga angklung tergantung bebas, sementara tangan lainnya (biasanya tangan kanan) menggoyangnya hingga berbunyi. Dalam hal ini, ada tiga teknik dasar menggoyang angklung:
  • Kurulung (getar), merupakan teknik paling umum dipakai, dimana tangan kanan memegang tabung dasar dan menggetarkan ke kiri-kanan berkali-kali selama nada ingin dimainkan.
  • Centok (sentak), adalah teknik dimana tabung dasar ditarik dengan cepat oleh jari ke telapak tangan kanan, sehingga angklung akan berbunyi sekali saja (stacato).
  • Tengkep, mirip seperti kurulung namun salah satu tabug ditahan tidak ikut bergetar. Pada angklung melodi, teknik ini menyebabkan angklung mengeluarka nada murni (satu nada melodi saja, tidak dua seperti biasanya). Sementara itu pada angklung akompanimen mayor, teknik ini digunakan untuk memainkan akord mayor (3 nada), sebab bila tidak ditengkep yang termainkan adalah akord dominan septim (4 nada).
Sementara itu untuk memainkan satu unit angklung guna membawakan suatu lagu, akan diperlukan banyak pemusik yang dipimpin oleh seorang konduktor. Pada setiap pemusik akan dibagikan satu hingga empat angklung dengan nada berbeda-beda. Kemudian sang konduktor akan menyiapkan partitur lagu, dengan tulisan untaian nada-nada yang harus dimainkan. Konduktor akan memberi aba-aba, dan masing-masing pemusik harus memainkan angklungnya dengan tepat sesuai nada dan lama ketukan yang diminta konduktor. Dalam memainkan lagu ini para pemain juga harus memperhatikan teknik sinambung, yaitu nada yang sedang berbunyi hanya boleh dihentikan segera setelah nada berikutnya mulai berbunyi.

White -tailed Eagle


The White-tailed Eagle also called the Sea Eagle. White-tailed Eagle is a bird. They live northern Europe and northern Asia.

The White-tailed Eagle is a very large bird. It measure 66–94 cm with a 1.78–2.45 m wingspan. White-tailed Eagle females, normally weight 4–6.9 kg and White-tailed Eagle males, which weight 3.1–5.4 kg. This bird have a large head and a large thick beak. The color of white-tailed Eagle is grayish-brown except head, neck and tail. The color of white-tailed eagle’s beak is yellow. White-tailed Eagle have a good eyesight for cactching food.

White-tailed Eagle live about 25 years. White-tailed Eagle eats fish, birds and mammals White-tailed Eagle locomotion is fly.

Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu

Asal Mula Rumah Bung Karno


Pada awalnya,rumah yang ditempati Bung Karno ini dimiliki oleh orang Cina yang bernama Tan Eng Cian, yaitu pengusaha yang menyuplai bahan pokok untuk kebutuhan pemerintahan kolonial Belanda. Setelah itu rumah ini ditempati Bung Karno dari tahun 1938 hingga tahun 1942.Rumah ini terletak pada jalan Soekarno-Hatta, Anggut, Kota Bengkulu.


Rumah ini dibangun pada awal abad ke- 20,berbentukempat persegi panjang dan memiliki lahan keseluruhan 4 hekter. Di teras, selain meja dan kursi, ada dua lemari kecil, satu untuk menyimpan berbagai jenis suvenir dan satu lagi menjadi tempat menyimpan makanan khas Bengkulu dan berbagai jenis kue lainnya.Di samping kanan teras terdapat sepeda tua yang pernah dipakai Ir.Soekarno serta foto – foto Bung Karno.




Bagian dalam Rumah Bung Karno

Di dalam rumah Bung Karno terdapat 5 ruangan,antara lain :

2 kamar tidur
Kamar tidur Bung Karno
Di kamar ini terdapat foto – foto Bung Karno,tempat tidurnya dan ada tempat untuk bercermin.

Kamar tidur keluarga Bung Karno
Kamar ini ditempati oleh istri Bung Karno, Fatmawati serta tempat tidur anaknya. Di kamar ini terdapat foto – foto dan tempat tidur Fatmawati.

1 ruang tamu
Di ruangan ini terdapat 4 kursi yang disediakan Bung Karno serta rak
Buku yang berisi buku – buku pelajaran

1 ruang kerja
Ruangan ini terdapat lemari yang berisi kostum dan foto – foto Bung Karno.

1 ruang tidur tamu
Ruang ini ditempatkan untuk tamu Bung Karno yang ingin menginap di rumah Bung Karno.

Halaman Belakang Rumah Bung Karno

Di halaman belakang rumah Bung Karno terdapat beberapa kamar mandi dan sebuah sumur yang mempuyai mitos bahwa bagi orang yang mencuci muka di sumur ini maka hidupnya akan beruntung.

Foto Dokumentasi


Pintu rumah Bung Karno


Sepeda yang yang digunakan oleh Ir. Soekarno


Surat cinta Bung Karno kepada Fatmawati


Ruang tamu yang terdapat di rumah Bung Karno


Koleksi buku Ir.Soekarno


Sumur yang yang terdapat di rumah Bung Karno

Jellyfish

Jellyfish is a kind of sea animal that belongs to the class Scyphozoa. Jellyfish is not really fish. It’s invertebrate animals. It doesn’t have backbone. In fact, it doesn’t have bones at all. It body is shaped like an umbrella tufted. Some jellyfish can make the itching of the skin upon contact. there are about 1,800 types of jellyfish in the world.

Jellyfish has stomach and mouth, but it doesn’t have head. It has a nervous system to sense the world around them, but it doesn’t have brain. Jellyfish made almost entirely of water, which is why you can see through them. Some jellyfish can glow in the dark with the light of it own making. The light is created by a chemical reaction within the jellyfish. Jellyfish make a light may be to scare off predators or to attract the animals they like to eat.

Type of jellyfish is the most dangerous of the group Cubozoa. Tentacles sting can cause death. Jellyfish is the most deadly of these groups is the Irukandji jellyfish, which is small in size. This jellyfish live around the coast of Australia. There are giant jellyfish named Nomura which is can grow up to 2 meters in diameter and weighs 220 kg.

Jellyfish move by using “Underwater Current”. If we imagined it, it looks like a river that flowing so fast. They eat little fish, prawn, plankton and little creatures in the sea. Jellyfish catch them using tentacles that has a sting that will stun the fish and then, the jellyfish will move them into its mouth.

Most jellyfish live in salt water, a part from a few types that live in fresh water. Jellyfish are found in oceans and seas around the world. They live in warm, tropical seas and in the icy waters near the North and South poles.

Puisi I

Pantai yang Indah

Pantai....
Tempat yang indah
Disana terdapat kapal yang berlabuh
Dan butiran pasir yang berkilauan

Tapi...
Hijau pohon hilang
dan yang tersisa laut yang kotor
karena ulah manusia

Berkat Tuhan..
Manusia sudah sadar akan laut yang kotor
Sehingga mereka tidak mau mengotorinya lagi
Terima kasih Tuhan
Karna Engkau, pantai selalu indah